Selasa, 19 Maret 2019

Assigment1_EtikaBisnis_MonicaGraciaKanya


Etika sebagai ajaran baik buruk, benar salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber teutama dari ajaran agama. Etika dan agama sendiri adalah dua hal yang tidak harus dipertentangkan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan. Agama membutuhkan etika untuk secara kritis melihat tindakan moral yang mungkin tidak rasional. Sedangkan etika sendiri membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa dalam dirinya. 
Hubungan etika dan agama akan membuat keseimbangan, di mana agama bisa membantu etika untuk tidak bertindak hanya berdasarkan pikiran dan melupakan kepekaan rasa dalam diri manusia, adapun etika dapat membantu agama untuk melihat secara kritis dan rasional tindakan –tindakan moral. Bahwa berbagai agama adalah salah satu hal yang membuat kita juga menjadi sadar betapa pentingnya etika dalam kehidupan manusia.

Kita dapat mengatakan bahwa etika, secara filosofi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan agama-agama, khusunya bagi negara-negara yang majemuk seperti Indonesia. Etika secara rasional membantu kita mampu untuk memahami dan secara kritis melihat tindakan moral agama tertentu. Kita tidak mungkin menggunakan doktrin agama kita untuk melihat dan menganalisis agama tertentu.  Etika tidak akan terikat pada apakah agama ada atau tidak etika akan tetap ada dalam hidup manusia selama manusia masih menggunakan akal sehatnya dan pikiran dalam kehidupannya. 

Task1_EtikaBisnis_MonicaGraciaKanya


A.  DEFINISI ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI
1.    Hakekat Mata Kuliah Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.

2.    Definisi Etika Dan Bisnis
·      Pengertian Etika yaitu berasal dari bahasa yunani “ethos” , berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sehingga dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masayarakat / kelompok masyarakat. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain / dari satu generasi ke generasi lainnya.
·         Bisnis dapat pula diartikan berdasarkan konteks organisasi atau perusahaan yaitu usaha yang dilakukan organisasi / perusahaan dengan menyediakan produk barang / jasa dengan tujuan memperoleh nilai lebih.
·         Etika bisnis adalah bisnis setiap orang disetiap hari sehingga etika bisnis termasuk semua manajer dan hubungan bisnis mereka serta tindakan mereka

3.    Etiket Moral, Hukum, dan Budaya
·      Etiket berasal dari bahasa Prancis yaitu “ ethiquete “ yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sedangkan etika itu berasal dari bahasa Yunani atau latin berarti falsafah moral dan merupakan bagaimana cara hidup yang baik dan benar dilihat dari sosial, budaya dan agama.
·      Moralitas adalah keyakinan dan sikap batin, bukan hanya sekedar penyesuaian atau asal taat terhadap aturan. Karena antara satu dengan yang lain paling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
·      Hukum adalah refleksi minimum norma sosial dan standar dari sifat bsinis. Secara umum, kebanyakan orang percaya bahwa sifat mematuhi hukum adalah juga sifat yang beretika. Tapi banyak standar sifat didalam sosial yang tidak tertuliskan dalam hukum.
·      Agama merupakan realitas yang berada di sekeliling manusia. Masing–masing manusia memiliki kepercayaan tersendiri akan agama yang diangapnya sebagai sebuah kebenaran. Agama yang telah menjadi dasar manusia ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial manusia tersebut.

4.    Klasifikasi Etika
·      Etika Deskriptif
          Etika Deskriptif yaitu Etika dimasna objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercermin ada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun menurun.
·      Etika Normatif
          Etika Normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi acuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
·      Etika Deontologi
          Etika Deotologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.
·      Etika Teleologi
          Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
·      Etika Relatifisme
          Etika Relatifisme adalah etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok pasrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.

5.    Konsepsi Etika
       Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah: ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang terhadap orang lain.
Pentingnya peranan etika dalam organisasi tidak mungkin lagi dapat dibesar-besarkan. Organisasi tidak mungkin berfungsi secara bertanggung jawab tanpa memiliki etika ketika menjalankan urusan kesehariannya. Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, seyogianya memiliki dan menerapkan suatu tatanan perilaku yang dihormati setiap anggotanya dalam mengelola kegiatan organisasi. Tatanan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan utama bagi anggota organisasi dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Tatanan ini digunakan untuk memperjelas misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi, serta mengaitkannya dengan standar perilaku profesional.

B.  PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
1.      Prinsip Otonomi
      Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia akan sadar dengan tidak begitu saja megikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak.

2.      Prinsip Kejujuran
      Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnisnya, baik berupa kepercayaan komersil, material, maupun moril.

3.      Prinsip Keadilan
      Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adl dan kriteria yang rasional objektif dan dapat ditertanggungjawab. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentigannya.

4.      Hormat Pada Diri Sendiri
      Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan.

5.      Hak Dan Kewajiban
      Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak yang bisa menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak itu.
      Kewajiban berarti suatu keharusan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengikuti kaidah serta aturan yang ada dan biasanya dimula oleh sesuatu yang memiliki hak kepada seseorang atau kelompok tersebut.

6.      Teori Etika Lingkungan
·      Teori antroposentrisme
Teori ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitannya dengan alam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
·      Teori Biosentrisme
Teori ini menganggap alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Ciri etika ini adalah biocentric, karena menganggap setiap kehidupan dan mahluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri.
·      Teori ekosientrisme
Etika ini memusatkan pada seluruh komunitas ekologis baik yang hidup maupun tidak, karena secara ekologis mahluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya slaing terkait satu sama lain. Salah satu versi yang terkenal dari teori ini adalah deep ecology.

7.      Prinsip Etika Di Lingkungan Hidup
      Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku kita dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesame manusia yang berakibat tertentu terhadap alam :
·         Sikap hormat terhadap alam
Secara khusus sebagai perilaku moral, manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun mahluk lain dalam komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
·         Prinsip tanggung jawab
Manusia sebagai bagian dari alam semesta bertanggung jawab bersifat individual tetapi juga kolektif. Kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama seluruh umat manusia.
·         Solidaritas Kosmis
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan dengan alam dan sesame mahluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan semua kehidupan alam ini.
·         Prinsip kasih sayang dan kepedulian
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam, maka menusia menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.
·         Prinsip “No Harm”
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi mahluk hidup lain di alam semesta ini.
·         Prinsip Hidup sederhana dan selaras dengan alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan menekankan pada siakp rakus dan tamak.
·         Prinsip keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat ikut dalam menentukan kebijakan pengelolaan dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam. 
·         Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan pluralitas. Demokrasi memberikan tempat seluas-luasnya bagi perbedaan keanekaragaman dan pluralitas.
·         Prinsip integritas moral
Prinsip ini terutama untuk pejabat public, agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan kepentingan public, untuk menjamin kepentingan di bidang lingkungan.

C.  MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL
1.    Immoral Manajemen
       Immoral Manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud denga moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka.

2.      Amoral Manajemen
     Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain.

3.      Moral Manajemen
     Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk perilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara lega dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.

4.      Agama, Filosofi, Budaya, Dan Hukum
·      Agama
Etika sebagai ajaran baik buruk, benar salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber teutama dari ajaran agama. Itulah sebebanya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi barat menunjuk pada kitab injil (bible), dan etika ekonomi yang budi banyak menunjuk pada taurat. Demikian pula etika ekonomi islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Qur’an. Etika yang bersumber dari ajaran agama mengandung prisip yang berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran yang berkaitan sikaap dan perilaku yang dikasih tuhan.
·      Filosofi
Salah satu sumber niali-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan oleh manusia adalah ajaran-ajaran filosofi. Ajaran filosofi tersebut bersumber dari ajaran-ajaran yang diwariskan dari ajaran-ajaran yang sudah diajarkan dan berkembang lebih dari 2000 tahun yang lalu.
·      Hukum
Hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-ekspektasi etika yang diharapakan dalam masyarakat dan mencoba mengatur serta mendorong pada perbaikan-baikan masalah-masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam masyarakat.

·      Budaya
Referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara.

5.      Leadership
        Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu :
-          Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan organisasi.
-          Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan perilakunya.
-          Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang diambilnya dan dirinya sendiri.

6.      Strategi Dan Perfomasi
     Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika.

7.      Karakter Individu
     Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu : pengaruh budaya, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya, berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi.

8.      Budaya Organisasi
        Budaya organisasi adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu organisasi. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas.

D.   NORMA DAN ETIKA DALAM PEMASARAN, PRODUKSI, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN FINANSIAL
1.      Pasar Dan Perlindungan Konsumen
         Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
Perlindungan Konsumen (Pasal 3) yaitu:
-       Meningkatkan kesadaran, kemampuan, kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
-       Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan / atau jasa;
-       Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
-       Menciptakan sistem perlindungan konsumen unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
-       Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen, sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha;
-       Meningkatkan kualitas barang dan / atau jasa yang yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan / atau jasa, kesehatan kenyaman, keamanan, keselamatan konsumen;
  
2.      Etika Iklan
         Dalam periklanan, etika dan persaingan yang sehat sangat diperlukan untuk menarik konsumen. Karena dunia periklanan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu negara. Sudah saatnya iklan di Indonesia bermoral dan beretika. Berkurangnya etika dalam beriklan membuat keprihatinan banyak orang. Tidak adanya etika dalam beriklan akan sangat merugikan bagi masyarakat, selain itu juga bagi ekonomi suatu negara. Secara tidak sadar iklan yang tidak beretika akan menghancurkan nama mereka sendiri bahkan negaranya sendiri.

3.      Privasi Konsumen
         Privasi konsumen sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.

4.      Multimedia Etika Bisnis
Etika berbisnis dalam multimedia didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
-       Akuntabilitas perusahaan termasuk tata kelola perusahaan (good corporate governance) dalam pengambilan keputusan manajerial.
-       Tanggungjawab sosial, yang merujuk pada peranan bisnis dalam lingkungannya, pemerintah lokal dan nasional dan kondisi bagi karyawannya.
-       Kepentingan stakeholder, yang mana ditunjukan kepada kepentingan pemegang saham, owner, CEO dan pelanggan,, supplier dan kompetitornya.

5.      Etika Produksi
         Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.

6.      Pemanfaatan SDM
         Dalam pemanfaatan SDM, permasalahan yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
-          Kualitas SDM yang sebagian besar masih rendah atau kurang siap memasuki duniakerja atau dunia usaha.
-          Terbatasnya jumlah lapangan
-          Jumlah angka pengangguran yang cukup tinggi.

7.      Etika Kerja
Etika Kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.

8.      Hak-hak Pekerja
-          Hak dasar pekerja mendapat perlindungan atas tindakan PHK
-          Hak khusus untuk pekerja perempuan
-          Hak dasar mogok
-          Hak untuk membuat PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
-          Hak dasar pekerja atas pembatasan waktu kerja, istirahat, cuti dan libur
-          Hak pekerja atas perlindungan upah
-          Hak pekerja untuk jaminan sosial dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
-          Hak pekerja untuk hubungan kerja

9.      Hubungan Saling Menguntungkan
         Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principal) menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi, kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain


10.  Persepakatan Penggunaan Dana
         Pengelola perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana penggunaan dana sehingga penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang return dan resiko. Rencana penggunaan dana harus benar-benar transparan, komunikatif dan mudah dipahami. Semua harus diatur atau ditentukan dalam perjanjian kerja sama penyandang dana dengan alokator dana.

DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, Agus.2011. “Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis”. Raja Grafindo Persaja. Jakarta

Ernawan, Erni. 2007. “Businnes Ethics”. Edisi ke satu. Alfabeta Bandung
Rinjin, Ketut. 2004. “Etika Bisnis dan Implementasinya”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Manuel, Velasques. 2002. “Businnes Ethics : Consepts and Cases”. Prentice Hall
Bartens, K. 2000. “Pengantar Etika Bisnis”. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Keraf, A, Sonny. 1998. “Etika Bisnis dan Relevansinya”. Penerbit Kanisiun. Yogyakarta

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN (BULAN 3)

Sistem Informasi Global, Riset Pemasaran, Teknik Analisis Riset Pasar Internasional, Segmentasi Pasar Global, dan Menentukan Posisi Produk ...