MENGIDENTIFIKASI
ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR
A. TINJAUAN EKONOMI DUNIA
Ekonomi dunia telah
mengalami perubahan revolusioner dalam 50 tahun terakhir. Mungkin perubahan
yang paling besar dan mendasar adalah munculnya “pasar global dan persaingan
global”.
Perubahan terus berlangsung di seluruh
dunia, termasuk di Negara sedang berkembang, terdapat 5 perubahan besar yang
mendasar, yaitu :
Ø Perpindahan
modal menjadi kekuatan yang mendorong ekonomi dunia, bukan lagi perdagangan,
sehingga perpindahan modal dan perdagangan sangat menentukan nilai mata uang
(kurs valuta asing).
Ø Produksi
telah “terlepas” dari tingkat orang yang bekerja. (walaupun tingkat tenaga
kerja menurun, tetapi volume produksi masih tetap terus meningkat)
Ø Produk
primer telah “terlepas” dari ekonomi industri. (hal ini berlawanan dengan masa
lalu, yaitu ketika turunnya harga bahan mentah akan menyebabkan depresi di
seluruh dunia dalam ekonomi industri)
Ø Ekonomi
dunia dapat dikendalikan. Ekonomi makro Negara tidak lagi mengendalikan hasil
ekonomi.
Ø “Kontes”
selama 75 tahun antara kapitalisme dan sosialisme telah berakhir. Keberhasilan
yang jelas dari sistem kapitalis dibandingkan model komunis yang terkendali dan
terpusat telah menyebabkan runtuhnya komunisme sebagai sebuah model
mengorganisasi kegiatan ekonomi dan sebagai sebuah ideologi.
B. SISTEM EKONOMI
Di dunia terdapat 3
tipe system ekonomi, yaitu kapitalis, sosialis dan campuran. Klasifikasi ini
didasarkan pada metode mengalokasikan sumber daya dalam system, yang
masing-masing berupa alokasi pasar, alokasi berdasarkan perintah atau rencana
sentral dan alokasi campuran. Tidak ada contoh yang murni dari system alokasi
pasar atau alokasi berdasarkan rencana sentral. Semua system yang ada
sebenarnya adalah alokasi campuran.
·
Alokasi Pasar à
system yang mengandalkan pada pelanggan atau konsumen untuk mengalokasikan
sumber daya. Pilihan atau pembelian pelanggan di bawah suatu sisitem pasar
memutuskan apa yang akan diproduksi oleh siapa.
System
pasar adalah demokrasi ekonomi – uang memberikan hak pada anda untuk memberikan
suara mengenai barang sesuai dengan pilihan anda. Pelanggan dan konsumen
membuat rencana ekonomi dari system alokasi pasar dengan keputusan mereka
membeli dan minat membeli. Contoh Sistem Alokasi Pasar adalah negara AS, Eropa Barat dan
Jepang (mereka menguasai ¾ Produk Bruto Dunia). Keunggulan yang nyata dari system
Alokasi Pasar adalah dalam menyerahkan barang dan jasa yang diperlukan dan diinginkan orang telah menyebabkan
perluasannya ke mantan dari sisi sosialis.
·
Alokasi Berdasarkan Perintah (Komando)
Dalam
system ini, keputusan alokasi sumber daya (yaitu : produk mana yang harus
dibuat dan cara membuatnya) di buat oleh perencana Pemerintah. Jumlah mobil,
sepatu, baju , sepeda motor, televisi dan ukuran, warna, mutu, sifat dan
sebagainya dari setiap produk ditentukan oleh perencana Pemerintah. Di bawah
system perintah, konsumen bebas untuk membelanjakan uangnya pada barang yang
tersedia, tetapi keputusan mengenai apa yang dibuat dan oleh karena itu, barang
apa yang tersedia dibuat oleh Perencana Pemerintah.
Contohnya
: Mantan Uni Soviet dan Cina, mereka mengandalkan pada system alokasi perintah.
Kedua negara tsb telah bergeser menjadi system alokasi pasar. Negara Kuba
adalah sebuah contoh negara yang masih menggunakan system ekonomi alokasi
perintah.
·
Sistem Campuran
Sebenarnya
tidak ada system alokasi pasar atau perintah yang murni, semua system pasar
mempunyai sector perintah dan system perintah
mempunyai sector pasar. Semua system pasar kapitalis adalah “campuran”
(artinya: mereka mempunyai elemen alokasi pasar dan perintah). Alokasi perintah
dari ekonomi pasar adalah proporsi produk domestik bruto yang dikenai pajak dan
dikeluarkan oleh pemerintah.
·
Produktivitas di seluruh Dunia
Ada
hubungan yang erat antara pertumbuhan produktivitas tenaga kerja, yang diukur
dengan pertumbuhan output yang dihasilkan per orang dalam tenaga kerja dan
bagian investasi dalam PNB. Tetapi produktivitas tidak secara eksklusif
ditentukan oleh investasi saja. Produktivitas sebagian tergantung dari
manajemen dan tenaga kerja terampil, pendidikan, tingkat pengangguran dan
lainnya.
C. PERKEMBANGAN PASAR
§ Negara
Perpenghasilan Rendah : Dikenal juga sebagai
“dunia ketiga” atau negara pra-industri, adalah negara-negara yang mempunyai penghasilan
kurang dari $ 400 per-kapita tahun 1992. Karakteristik yang dimiliki oleh
negara-negara dengan tingkat penghasilan ini adalah sbb:
- Industrialisasi
terbatas dan persentase tinggi penduduk dengan pekerjaan di bidang dan
hidup minimal dari pertanian
- Tingkat
kelahiran tinggi
- Tingkat
buta huruf tinggi
- Amat
bergantung pada bantuan luar negeri
- Politik
tidak stabil dan banyak gejolak
- Terkonsentrasi
di Afrika, sebelah selatan Sahara
Negara-negara
ini amat terbatas sebagai pasar semua macam produk dan tidak signifikan sebagai
ancaman bersaing.
§ Negara
Perpenghasilan Menengah-Bawah :
Negara ini juga dikenal
sebagai negara berkembang (NSB), adalah negara-negara yang mempunyai PNB antara
$400 dan kurang dari $2,000 per-kapita di tahun 1992. Negara ini berada dalam
tahap awal industrialisasi. Berbagai pabrik dibangun untuk memasok pasar
domestik yang tumbuh dengan barang-barang seperti bahan sandang, baterai, ban,
bahan bangunan dan makanan dalam kemasan.
Negara ini juga merupakan lokasi untuk produksi produk standar dan sudah
mencapai tahap dewasa seperti pakaian untuk pasar ekspor. Pasar konsumen di
negara ini terus meluas. Mereka merupakan ancaman bersaing yang semakin besar
kalau mereka memobilisasi tenaga kerja yang relatif murah dan sering kali
bermotivasi tinggi ke pasar sasaran di bagian lain dunia. Dalam produk yang
sudah mencapai tahap dewasa dan standar, mereka mempunyai keunggulan bersaing
yang besar.
§ Negara
Perpenghasilan Menengah-Atas :
Negara ini juga dikenal
sebagai negara industri baru, yaitu negara-negara yang mempunyai PNB antara
$2,001 dan $12,000 perkapita di tahun 1992. Dalam negara ini persentase sektor
pertanian menurun tajam karena penduduk pindah dari sektor pertanian ke sektor
industri dan tingkat urbanisasi meningkat. Banyak negara dalam tahap ini
melakukan industrialisasi secara cepat. Tingkat upah meningkat dan yang melek
huruf makin banyak dengan tingkat pendidikan maju, tetapi tingkat upah mereka
masih jauh lebih kecil dari negara maju.
Dengan kemampuan negara maju dan upah yang lebih rendah, mereka sering kali
menjadi pesaing yang kuat dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat yang
didorong oleh ekspor.
§ Negara
Perpenghasilan Tinggi :
Dikenal juga sebagai
negara maju, industri, pasca industri atau Dunia Pertama, yaitu negara-negara
yang mempunyai PNB di atas $12,000 perkapita. Dengan pengecualian beberapa
negara kaya minyak, negara kategori ini mencapai tingkat penghasilan sekarang
lewat proses pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan. Istilah pasca
industri pertama kali diajukan oleh Daniel Bell dari Harvard. Bell mengatakan :
bahwa perbedaan yang terbesar antara masyarakat industri dan pasca industri
adalah sumber daya inovasi di masyarakat pasca industri terutama berasal dari
kodifikasi pengetahuan teoritis bukan dari penemuan “secara acak”.
D. POLA KONSUMSI
Pola konsumsi adalah susunan kebutuhan
seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu
tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya.
Pola konsumsi tiap orang berbeda-beda. Orang
yang berpendapatan tinggi berbeda pola konsumsinya dengan orang yang
berpendapatan menengah, berbeda pula dengan orang yang berpendapatan rendah.
Pola konsumsi direktur berbeda dengan konsumsi karyawan. Pola konsumsi guru
berbeda dengan pola konsumsi petani.
Perbedaan pola konsumsi tiap orang tidak hanya
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan, tapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut:
1. Tingkat pendidikan/pengetahuan;
2. Kondisi tempat tinggal iklim;
3. Jenis pekerjaan;
4. Tingkat peradaban bangsa;
5. Kebiasaan dan kondisi sosial budaya
masyarakat;
6. Tinggi rendahnya harga barang dan jasa;
7. Selera yang sedang berkembang di masyarakat.
Pola konsumsi orang berbeda-beda, tetapi
secara umum dalam berkonsumsi orang akan mendahulukan kebutuhan pokok, baru
kemudian memenuhi kebutuhan lainnya.
E. NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar
yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari
individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca
perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat
dibedakan dalam dua macam transaksi:
§
Transaksi
debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu
transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
§
Transaksi kredit adalah transaksi yang
menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri.
Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang
menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
F.
POLA
PERDAGANGAN
Perdagangan meliputi perdagangan barang atau jasa. Dalam dunia
international, perdagangan barang atau jasa harus mematuhi kebijakan-kebijakan
tertentu. Setiap Negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk
melindungi perekonomian dalam perdagangan international. Perdagangan
international memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari luar negeri ke
dalam negeri.
Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih diminati dari dalam negeri,
maka hal tersebut akan berdampak buruk untuk perekonomian dalam negeri. Maka
dari itu pentingnya kebijakan perdagangan international dalam suatu
Negara. Macam –macam kebijakan perdagangan international yang biasa
dilakukan pemerintah
1. Tarif atau bea masuk à Tarif
adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif
spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang
diimpor.
2. Subsidi Ekspor à Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah
tertentu kepada perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar
negeri, seperti tariff, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu
per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor).
3. Pembatasan Impor à Pembatasan impor (Import Quota) merupakan
pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor.
4. Pengekangan Ekspor Sukarela à Bentuk lain dari pembatasan impor adalah
pengekangan sukarela (Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan
kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint Agreement = ERA).
5. Persyaratan Kandungan Lokal. à Persyaratan
kandungan local (local content requirement) merupakan pengaturan yang
mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota
impor minyak AS ditahun 1960-an.
6. Subsidi Kredit Ekspor à Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi
ekspor, hanya saja wujudnya dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
à Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang
diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam
negeri meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor.
G. ASPEK DASAR BUDAYA
Para
ahli anthropologi mempunyai kesamaan pendapat mengenai 3 karakteristik budaya :
§ Budaya
bukan pembawaan sejak lahir melainkan dipelajari
§ Berbagai
bentuk budaya saling berhubungan (kalau salah satu aspek budaya tersentuh, yan
lain ikut terpengaruh)
§ Dimiliki
bersama oleh anggota kelompok dan menjadi pembatas antara kelompok yang berbeda
Karena budaya
mempunyai pengaruh demikian penting pada tingkah laku pelanggan, akan
bermanfaat untuk membahas secara garis besar asumsi utama yang menyangkut sifat
budaya. Berbagai asumsi berikut ini diambil dari literature anthropologi
mutakhir dan secara umum diterima oleh para ahli anthropologi.
Budaya terdiri atas :
§ Respon,
yang dipelajari, terhadap situasi yang terjadi. Semakin dini respon ini
dipelajari, semakin sulit untuk diubah. Banyak aspek budaya mempengaruhi lingkungan pemasaran.
Misalnya
: “Selera”, merupakan respon yang
dipelajari, yang amat bervariasi dari budaya yang satu ke budaya lain dan
mempunyai dampak besar pada lingkungan pemasaran.
Pilihan
pada hal-hal seperti warna dan gaya dipengaruhi oleh budaya. Misalnya : “..
hijau merupakan warna yang dijunjung tinggi di negara-negara Islam, tetapi
mempunyai konotasi negatif di Asia Barat Daya, karena dikatikan dengan
penyakit. Sementara itu warna “Putih”, biasanya dihubungkan dengan kemurnian
dan kebersihan di Barat, tetapi dinegara Asia melambangkan kematian. Warna
“Merah“ merupakan warna populer di
sebagian negara didunia, tapi tidak diterima baik dibeberapa negara Afrika”.
§ Sikap
terhadap seluruh kelas produk dapat merupakan fungsi budaya. Misalnya : Di
Amerika Serikat ada kecenderungan budaya yang tinggi untuk tertarik dan
terkesan oleh produk inovasi yang mempunyai mutu “perkakas”. Jadi, pisau
listrik, sikat gigi listrik, water-pik (peralatan untuk membersihkan
gigi dan gusi dengan getaran arus air dibawah tekanan tinggi), dan
berbagai peralatan rumah tangga siap dan
amat cepat menemukan pasar di Amerika Serikat, walaupun banyak produk ini
sering kali dibeli, digunakan untuk suatu waktu, dan kemudian diam-diam
disingkirkan dan tidak pernah digunakan lagi. Jelas ada kecenderungan
sekelompok kecil orang yang suku membeli produk seperti itu dipasara negara
maju yang lain seperti di Eropa.
§ Hipotesa
yang beralasan adalah bahwa perbedaan ini sebagian diakibatkan oleh perbedaan
budaya. Sekalipun demikian, karena pendapatan di pasar negara maju yang lain
dan Amerika Serikat berbeda, ada juga pengaruh pendapatan pada tingkah laku dan
sikap. Sebenarnya, pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh pemasar yang
sedang mencoba memahami atau memperkirakan tingkah laku adalah “seberapa jauh
factor budaya mempengaruhi tingkah laku yang tidak tergantung dari tingkat
pendapatan ?” Berlimpahnya mobil, makanan siap saji, paket sekali pakai, dan
barang lain di pasar percobaan di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang menunjukkan
bahwa banyak atau mungkin sebagian besar
produk mempunyai daya tarik universal dan akan dibeli di negara manapun, tanpa
memperdulikan perbedaan budaya, apabila pendapatan yang bisa dibelanjakan
konsumen sudah mencapai tingkat cukup tinggi.
H. PENDEKATAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
BUDAYA
Alasan mengapa
factor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global adalah bahwa semua ini
tidak mudah terlihat. Budaya merupakan tingkah laku yang dipelajari, yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sulit bagi seseorang dari
luar kalangan yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih untuk memahaminya.
Kecuali bila kita belajar cara untuk menyingkirkan asumsi budaya kita, kita tidak akan
sepenuhnya memahami arti dan pentingnya pernyataan maupun tingkah laku orang
dari budaya yang berbeda, yang akan melakukan bisnis dengan kita.
I.
NEGOSIASI
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang
terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan
bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai
suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi merupakan suatu proses saat
dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama dan kompetisi. Termasuk di
dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
J.
PRODUK INDUSTRI
Produk industri (business products), adalah barang yang akan menjadi
begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang industri
juga dapat dirinci lebih lanjut jenisnya antara lain sebagai berikut.
ü Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi
bahan baku secara fisik untuk memproduksi produk lain, seperti hasil hutan,
gandum, dan lain sebagainya.
ü Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu
barang industri yang digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi produk lain,
misalnya mesin, pasir, dan lain sebagainya.
ü Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan sehari-hari bagi sektor
industri, misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain.
K. PRODUK KONSUMEN
Produk konsumsi (consumer products) adalah barang yang dipergunakan oleh
konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk dibisniskan atau
dijual lagi. Barang-barang yang termasuk jenis produk konsumsi ini antara lain
sebagai berikut:
·
Barang
kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang umumnya sering
kali dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk memilikinya,
misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya.
·
Barang
belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses pembelian dibeli oleh
konsumen dengan cara membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga, dan
model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan lain sebagainya.
·
Barang khusus (speaciality goods), yaitu
barang yang memiliki ciri-ciri unik atau merk kas dimana kelompok konsumen
berusaha untuk memiliki atau membelinya, misalnya mobil, kamera, dan lain
sebagainya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar